Advertisement

Latest News

SOREANG (GM) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Eddy Hidayat meminta Bupati Bandung Dadang M. Naser mengevaluasi kinerja direktur utama serta jajaran manajemen RSUD Majalaya. Hal itu menanggapi keluhan warga Majalaya terkait buruknya pelayanan RSUD Majalaya, saat dirinya melakukan reses di Kec. Kertasari.

"Terus terang saya kecewa setelah mendengar keluhan dari masyarakat mengenai layanan RSUD Majalaya, padahal warga sudah memegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)," ungkap Eddy kepada wartawan di Gedung DPRD Kab. Bandung, Senin (13/5).

Menurut Eddy, buruknya pelayanan yang diberikan RSUD Majalaya terhadap pasien Jamkesmas, bukan hanya sekali ini didengarnya. Perlakukan diskriminatif kerap dialami para pasien pemegang kartu Jamkesmas, seperti yang dialami warga Tarumajaya, Kec. Kertasari.

Menurut Eddy, evaluasi kinerja Dirut RSUD Majalaya bersama jajarannya perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang. "Kalau mereka tidak mampu dan tidak bisa memberikan pelayanan baik terhadap masyarakat, saya akan meminta Bupati untuk mengganti Dirut dan melakukan perombakan besar-besaran di jajaran RSUD Majalaya," tegas politisi dari PDI Perjuangan ini.

Banyak keluhan

Dari hasil melakukan reses ke Desa Tarumajaya, Kec. Kertasari, beberapa waktu lalu, Eddy banyak menerima keluhan dari warga mengenai layanan RSUD Majalaya terhadap pemegang Jamkesmas. Tidak jarang, katanya, pihak rumah sakit menelantarkan pasien dari kalangan miskin tanpa mendapatkan pelayanan.

"Kondisi ini sudah kami rasakan sejak lama dan bukan fitnah tapi kenyataan. Seperti yang dialami beberapa warga Tarumajaya. Saat berobat dengan memakai Jamkesmas, terkesan dianaktirikan. Mereka enggan melayani pasien Jamkesmas dan selalu beralasan kamar rawat inap penuh," ungkap Eddy mengutip keluhan Agus Darajat, tokoh masyarakat Desa Tarumajaya, Kec. Kertasari.
(B.81)**


PEKANBARU, HARIAN SORE,- Untung tak dapat di raih, malang tak dapat di tolak, hal itu yang dialami Abdul Majid alias Beben warga Perum Kubang Permai Kota Pekanbaru. Maksud hati mendapat untung jasa merentalkan kendaraan malah sebaliknya. Dua unit daihatsu Xenia miliknya, hingga berita ini di turunkan belum diketahui di keberadaannya.

Pada jum’at pagi 19 april 2013 lalu, Beben di hubungi Yanti, kakaknya. Yanti bertanya, apa ada mobil yang bisa di rentalkan. Ada dua mobil yang bisa dirental tetapi sedang dibawa oleh temannya dan kalau sudah balik, nanti di kabari jawab beben. Siangnya, mobil yang dijanjikan beben kepada yanti datang. beben pun mengabari yanti. lalu menuju ke tempat yanti di jalan cipta karya Panam, membawa mobil XENIA warna abu-abu metalik dengan No.Pol. BM 1381 QZ. Kata beben kepada wartawan, di kediamanya mengawali pembicaraan (11/05/2013).

Sesampai ditempat yanti, lanjut beben, dia dikenalkan dengan Ari, orang yang memesan mobil rental kepada yanti. Kepada beben, Ari juga meminta di beri pekerjaan. Beben pun bersedia memperkerjakan Ari. yaitu sebagai supir dari mobil yang akan di rentalkan kepadanya. Dengan syarat, menjaga nama baik dirinya dan keluarganya. karena ini merupakan, sumber rezeki bagi penghidupan keluarganya. Kata Beben di hadapan Marsan, Yudha dan Bobby, temannya Ari.

Singkatnya, terjadilah kesepakatan sewa dengan harga sebesar Rp. 200 ribu per hari. Rencananya, mobil akan di pakai untuk acara pernikahan. Kepada beben, Ari mengaku kalau dirinya kos bersama Yudha dan Bobby di jalan teropong (di depan tempat pemotongan hewan).

Menjelang petang, beben dan istri pamit untuk pulang. selepas maghrib, beben menghubungi Ari melalui telephone selulernya. Ari mengatakan bahwa, dirinya dalam perjalan menuju rumah beben. dan Ari menanyakan, apa masih ada mobil lagi yang bisa di rentalkan. karena ada banyak pekerjaan dan butuh tambahan beberapa mobil untuk acara pesta pernikahan. Kata beben kepada wartawan.

Sesuai kesepakatan dengan Ari, Beben pun menunggu di jalan teropong di depan tempat kosnya Ari. Sesampai di tempat kos, di depan jalan teropong beben dan istri melihat ada marsan.

Beben bertanya pada istrinya, “kok ada Marsan”. “Mungkin marsan bekerja dengan ari di acara pesta nikah” jawab istri beben. Ucapan istri beben kepada wartawan (11/05/2013).

Setelah beben dan istrinya mengantarkan mobil daihatsu xenia, warna silver metalik dengan No.Pol. B 1488 TOR, ARI mengantarkan beben dan istri sampai sekitaran rumah. beben mempersilahkan Ari masuk dulu namun ARI menolak. Dengan alasan terburu-buru, sambil memberikan dua bungkus rokok sempurna kepada pak beben. Kemudian, Ari pun pergi.
Selama dua hari, beben masih bisa komunikasi. Mereka pun mengatakan, sedang dalam perjalanan menuju tepat beben. Namun di hari ke 4 dan 5, beben sudah tidak dapat berkomunikasi lagi. padahal telephone seluler mereka aktif semua, tapi tidak mereka diangkat. tutur beben kesal.

Melihat situasi yang tidak mengenakan, timbulah kecurigaan. Ternyata betul, mobil di bawa kabur oleh mereka. Dari salah satu mobil rental yang terlacak oleh radar dan mobil DAIHATSU XENIA warna abu-abu metalik BM 1381 QZ yang dikendarai oleh MARSAN menuju wilayah lampung tapi sekarang di dalam pelabuhan. Tuturnya kepada wartawan (11/05/2013).

Setelah lama menunggu, mobil yang disewakan kepada Ari melalui yanti, tak kunjung datang. Dengan rasa takut, akhirnya beben melaporkan kejadian ini ke pemilik rental mobil. 5 mei 2013, benny malau pemilik rental mobil, melaporkan kasus penggelapan ke Polsek Tampan. (88)


Jakarta, HS--

TNI memberangkatkan 452 personel dari Kopassus, Denjaka, Denbravo dari Angkatan Udara ke Malaysia dalam rangka latihan bersama Malindo Darsasa 7AB/2010 penanggulangan teroris.

“Prediksi ancaman teroris masih potensial, sehingga mendorong kedua negara Indonesia dan Malaysia menggelar latihan gabungan bersama Malindo di Malaysia," kata Asisten Operasi Panglima TNI dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Asops Panglima TNI di Pangkalan Kolilamil Tanjung Priok Jakarta Utara, Selasa (23/3).

Menurut Asops, latihan gabungan bersama ini pada awalnya adalah latihan gabungan bersama angkatan darat, laut dan udara Indonesia dan Malaysia sejak tahun 1981 dengan skenario latihan dalam rangka tugas operasi militer perang.

Namun perkembangan kemungkinan ancaman yang lebih nyata saat ini menuntut porsi operasi militer selain perang lebih banyak, agar dapat dicapai kesiapsiagaan yang tinggi dalam menghadapi tugas-tugas operasi militer selain perang tersebut.

Menurutnya, latihan gabungan Malindo akan difokuskan pada tugas-tugas selain perang yaitu operasi penanggulangan terorisme.

Hal ini disesuaikan dengan bentuk ancaman yang paling mungkin terjadi yaitu ancaman terorisme sebagaimana serangan teror kejadian 9 November yang kemudian beberapa kejadian di seluruh dunia termasuk di Indonesia, yaitu Bom Bali, JW Marriot, dan Ritz Carlton.

Disamping itu, latihan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan melalui penyelenggaraan Latgabma Malindo diharapkan dapat menguji protap 16,17, 18 dan 19 tentang penanggulangan terorisme dan bencana alam yang telah disusun oleh kedua angkatan bersenjata.

"Latihan ini juga dapat meningkatkan kesamaan persepsi dalam menanggulangi ancaman bersama sekaligus untuk meningkatkan kerjasama saling menguntungkan antara kedua negara," kata Asops Panglima TNI Mayjen Supiandin AS. (Kominfo Newsroom/Yr/toeb)


Abu Jibril Ajak Wartawan Ikut Pengajiannya 

Tangerang, Hs-- 

Merasa pengajiannya kerap disinggung mengajarkan terorisme, Abu Jibril balik menantang wartawan untuk membuktikannya sendiri. Bahkan, Abu Jibril membuka dan mengajak wartawan untuk ikut pengajiannya yang digelar dua kali seminggu, yakni setiap Selasa dan Minggu pagi, di Masjid Al Munawaroh, Witanaharja, Pamulang. 

"Saya katakan jika suatu hari minta menerangkan jihad, saya bersedia. Silakan wartawan datang sendiri menyaksikan pengajian saya," ajak Abu Jibril kepada wartawan saat jumpa pers di rumahnya, Witanaharja III, Blok C, No 137, Kamis (11/3/2010).

Menurut mantan pucuk pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia tersebut, jihad memang diajarkan dalam pengajiannya, tetapi bukan soal terorisme. Katanya, "Karena jihad adalah sistem pertahanan di dalam Islam. Misalnya, Imam Ibnu Qoyyim mengatakan ada 13 tahapan jihad. Salah satunya jihad melawan hawa nafsu." 

Soal jihad dan peperangan yang ia ajarkan, Abu Jibril mengaku merujuk hal itu pada pendapat para ulama terdahulu. Selain soal jihad, ia juga menyempurnakan pelajaran agama lainnya, seperti soal ibadah haji, puasa, dan shalat. 

"Saya kupas tuntas menurut pandangan ulama,” uraianya. Dia mengatakan, pengajian sendiri bersifat terbuka, tidak eksklusif, dan tidak ada pemaksaan terhadap jemaah karena mereka datang dari mana pun. Hal ini mengklarifikasi kabar bahwa pengajiannya hanya diikuti orang-orang tertentu alias cuma jemaahnya. "Pengurus juga ikut pengajian. Jadi, tidak ada pelajaran terorisme," timpalnya. 

Menurutnya, daripada mendengar desas-desus pengajian di Al Munawaroh radikal dan sumbernya Wahabisme hanya dari kabar orang, datang langsung saja. 

"Jangan mendengar dari belakang. Bukanlah orang Islam itu yang melaknat fitnah dan berbuat keji," kata Abu Jibril. Abu Jibril menggunakan kesempatan ini sebagai ajang klarifikasi terkait pemberitaan yang tak berimbang, apalagi Pamulang baru saja tertuduh kembali akibat aksi penyergapan Densus 88 Antiteror yang menewaskan tiga teroris dan menangkap beberapa lainnya pada Selasa (9/3/2010). 

"Di Masjid Al Munawaroh tidak ada terorisme dan tidak mengajarkan terorisme. Pengajian di Munawaroh mengajarkan sunah dan Al Quran," tutupnya.**


Advertisement